Kamis, 27 Oktober 2011

Siklus Hidup Keong Emas



Dulunya keong emas berasal dari Amerika Selatan (Argentina, Suriname, Brasilia dan Guatemala) dan salah satu negara yang mengimpor keong ini adalah Filipina yaitu antara tahun 1982 sampai tahun 1984 melalui taiwan. Tujuan mendatangkan keong ini adalah untuk memanfaatkan nilai gizi yang tinggi sebagai bahan pangan dan pakan ternak. Sedangkan Indonesia mengintroduksi keong ini sekitar tahun 1981 sebagai hewan peliharaan akuarium di daerah Jogjakarta. Pada tahun 1985-1987, hewan ini berkembang dengan cepat dan populer sehingga menjadi hama yang merusak tanaman padi.
Keong Mas (pomacea canaliculata) adalah siput sawah dengan warna cangkang keemasan kadang dianggap hama tetapi berprotein tinggi. Keong disebut hama karena menjadi pemakan tanaman padi di areal persawahan dengan cara menempelkan telurnya dibatang-batang padi. Ketika menetas, keong-keong tersebut mengkonsumsi batang padi hingga semua tanaman padi yang di tempati oleh keong emas akan mati dan para petani terancam gagal panen. Karena itu, keong mas disebut sebagai hama unggul karena memakan segala tanaman terutama tanaman padi muda dan pembibitan.
Keong emas sering juga di sebut dengan nama siput murbai yang merupakan hewan lunak atau Mollusca dari golongan Gastropoda. Keong emas biasanya hidup di saluran- saluran air, sawah irigasi, rawa-rawa, dan di areal yang selalu tergenang oleh air. Walaupun begitu bukan berarti juga kalau keong emas itu tidak bisa hidup di areal yang tanpa air. pada musim kemarau keong emas biasanya mengubur dirinya di dalam tanah yang lembab atau di tanah yang sedikit mengandung air. Mereka mampu berdiapause atau fase dimana organismenya berhenti berkembang dan terjadi pada siklus tahunan selama 6 bulan, kemudian keong emas akan aktif kembali pada saat tanah mulai dialiri air lagi. Keong emas juga bisa hidup di lingkungan yang kurang baik, seperti air yang terkena polusi, di tempat yang kurang kadar oksigenya dan sebagainya. namun bila kita tinjau ulang, pada morfologi keong emas sebenernya hampir sama persis dengan keong sawah. bentuk cangkangnya bulat mengerut, berwarna kuning keemasan-emasan. cara berkembang dengan cara ovipar. masa perkembang biakkannya kira-kira selama 3 sampai 4 tahun, Masa Pertumbuhan awal Keong emas yaitu sekitar 15-25 hari pertama, Kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan lanjutan sekitar 26-59 hari, setelah dua bulan atau menginjak hari ke-60an sampai tiga bulan kedepannya keong mas menjadi keong dewasa dan Setelah dewasa keong mas akan mempunyai cangkang besar sekitar 4 cm dan berat 10 gram sampai 20 gram
Cara perkembang biakan keong emas dengan cara bertelur, mereka biasanya bertelor menjelang pagi ataupun pada sore hari. Seekor keong emas dalam waktu sebulan bisa menghasilkan 1000-1200 telur.Telur-telur keong emas tersebut akan menetas dalam waktu 7-14 hari.
namun Siklus hidup keong emas sangat pendek, walaupun begitu keperidian/ fertilitas keong emas sangatlah tinggi, kemampuan bertahan hidupnya pada kondisi lingkungan apapun juga sangat baik, sehingga hewan ini dapat berkembang dengan sangat pesat dan kosmopolit, Dari hal maanfaat, Keong Mas atau Pomacea canaliculata ternyata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecerdasan, meningkatkan libido, dan juga bisa digunakan sebagai obat liver. Keong mas ini banyak mengandung asam omega 3, 6 dan 9 dan kandungan protein pada keong mas kurang lebih sekitar 57,76 %, Sehingga kadar proteinnya cukup tinggi.
Di sisi lain Keong emas ternyata sangat dikenal sebagai hama yang sangat rakus dan ekstrim. Biasanya dalam semalam seekor keong mampu menghabiskan satu rumpun padi yang berumur antara 15-30 hari. Sehingga banyak petani yang mengeluh karena dirugikan sampai petani harus menderita karena gagal panen total akibat dari serangan hama keong emas ini. Berbagai macam carapun telah dilakukan untuk membasmi hama keong emas ini. Mulai dari menangkap keong-keong tersebut secara manual, sampai menggunakan moluskisida sintetis yang harganya cukup mahal dan berspektrum luas, sehingga dapat mengganggu organisme non target yang ada disekitarnya dan termasuk juga manusia. Berdasarkan hasil penelitian MS Dela Cruz, RC Joshi, dan AR Martin dari tahun 1999 sampai 2000 di PhilRice Maligaya, Moluskisida komersial (niklosamida dan metaldehida) efektif terhadap siput murbai jika langsung terkena. Efikasinya sampai 2- 3 hari. Moluskisida tidak dapat lagi membunuh siput murbai yang baru muncul dari tanah atau yang baru masuk ke lapangan yang telah diaplikasi. Di samping itu juga terdapat kandungan chlorothalonil seabagai bahan aktifnya. Padahal zat ini merupakan jenis moluskisida organoklorin yang sangat resisten di alam sehingga pencemarannya bertahan lama bahkan dapat masuk ke dalam rantai makanan. Selanjutnya zat yang bersifat racun ini akan tinggal di dalam jaringan makhluk hidup dan merusaknya. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pemberantasan hama keong mas secara kimia tidaklah efektif dan efisien, selain dapat merusak lingkungan hal tersebut juga kurang dapat mengeksplor manfaat dari keong mas situ sendiri. Menurut Tri Harso (1996), pengendalian hama keong emas yang paling efektif adalah dengan memusnahkan telurnya. Hal ini logis, karena yang banyak kita tahu, saat ini banyak orang yang berusaha memusnahkan keong emas dengan cara menangkap keong yang sudah besar, padahal, dengan kemampuan reproduksi yang dimilikinya, keong-keong kecil dan telurnya yang luput dari tangkapan manusia akan berkembang dan beranak pinak. Jadi jika hanya induknya yang ditangkap, itu kurang efisien. Membasmi keong emas dengan cara memusnahkan telurnya pun sebenarnya bukan alternatif untuk meningkatkan ketahanan pangan. Meski di satu sisi, dengan musnahnya hama keong emas mengimplikasikan semakin turunnya tingkat kegagalan panen akibat serangan hama, akan tetapi di sisi lain memusnahkan keong emas juga berarti memusnahkan salah satu SDA yang sebenarnya memiliki manfaat besar jika dikelola dengan baik. Seperti protein yang terkandungnya juga sangat besar, Setiap 100 gr keong emas, mengandung: Protein (12.2 gr), Lemak (0.4 gr), Karbohidrat (6.6 gr), Fosfor (3.2 gr), Kalium (61 mg), Natrium (40 mg), Ribivlavin (17 mg), Niacin (12 mg)). Telur keong emas juga memiliki kadar kalsium yang tinggi pada cangkangnya. Sehingga disayangkan sekali jika keong emas hanya dibuang dan dimusnahkan karena dianggap sebagai hama yang sangat merugikan bagi petani, padahal di sisi lain keong emas memiliki manfaat yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Saat ini, memang telah banyak orang yang memanfaatkan keong emas sebagai bahan pangan, seperti dibuat sebagai sate keong, atau pakan ternak. Cangkangnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan tangan. Akan tetapi hal tersebut nampaknya tidak cukup ampuh untuk membasmi hama keong emas. Karena kebanyakan orang hanya akan mengambil keong yang besar, dan mengacuhkan keong- keong kecil. Padahal, keong-keong kecil tersebut juga memiliki kemampuan merusak tanaman yang cukup besar. Maka dari itu, perlu strategi baru untuk membasmi keong emas, tanpa harus merusak lingkungan dan membawa manfaat positif. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan telur keong emas sebagai bahan pembuatan makanan ringan, seperti kerupuk telur keong emas. Karena dengan dengan demikian akan membuat pemberantasan hama keong emas lebih berdaya guna.


Baca juga informasi dibawah ini :

Semua Tentang Keong Emas
  1. Siklus Kehidupan Keong Emas
  2. Sejarah dan penyebaran keong emas
  3. Habitat Penyebaran dan daya rusak hama keong emas
  4. Biologi dan morfologi keong emas
  5. Antisipasi Terhadap Pertumbuhan Keong Emas 
  6. Morfologi Keong Emas 
  7. Siklus Hidup Keong Emas

5 komentar: